Jumat, 09 September 2011

LPABK_MUC Berawal dari Keprihatinan

Bulan Juli 2011 kami berhasil melunasi uang sewa sebuah Ruko dua lantai di komplek perumahan Metland Cileungsi, alhamdulillah. Begini ceritanya:

Adalah ibu Manzilah S.Psi dan Bapak Muhammad Arifin S.Psi, beliau berdua pasangan yang sangat konsisten dalam mendidik dan menerapi anak-anak ABK di lingkungan kami. Hani, Hafidz dan tiga anak lainnya secara rutin seminggu 3 kali belajar disebuah ruangan kecil di teras rumah Bapak dan Ibu Arifin yang sederhana. Di tempat inilah anak anak kami dididik seadanya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang oleh pasangan yang bersahaja ini.

Terbukanya akses informasi via internet ini terutama bagi saya pribadi menyadari betapa jauhnya ketertinggalan saya sebagai orangtua dan anak-anak saya sebagai penyandang autis dari keberhasilan terapi yang kami berikan pada anak-anak. Betapa kosongnya kami selama ini dari informasi yang benar, akhirnya mata ini terbuka lebar dan saya serasa ingin berlari mengerja  ketertinggalan ini. Begitulah karena kompleksnya kebutuhan terapi bagi anak-anak, kami sangat ingin meningkatkan materi terapi bagi anak-anak seiring semakin terbuka informasi dari luar tentang pengelolaan sebuah pusat terapi yang ideal,  anak-anak layak mendapatkannya! Mulai dari sini terasa semakin kuat sebuah tekad bahwa 'Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali ini, yaitu membuat anak-anak semakin baik dan semakin baik'.

Namun begitu kami yaitu saya, Pak Harmento (suamiku), Ibu Ila, Bapak Arifin sangat sadar bahwa biaya yang kami butuhkan sangat besar. Tapi karena demi anak-anak juga tidak yang bisa dilakukan kecuali ini kami mulai sedikit demi sedikit menabung untuk mendapatkan sebuah tempat yang layak dan untuk mencicil peralatan terapi. Persis pertengahan Juli ini dari sebuah ruangan 1 x 2 anak-anak berpindah terapi ke Ruko dua lantai yang memiliki ruangan Sensori Integrasi Terapi yang cukup memadai.

Saat ini, per 10 September 2011 LPABK_MUC baru menerapi 5 orang anak   dengan Ibu Ila dan Bapak Arifin sebagai terapis. Dari 5 anak yang diterapi, 2 diantaranya mendapatkan subsidi 40 sampai 50 % mengingat kemampuan orangtua yang hanya sebagai buruh pabrik, meskipun begitu kami berharap bisa memberi lebih kepada anak-anak ini.

Menghadapi kenyataan seperti ini sebuah ide yang cukup baik sudah mulai kami laksanakan yaitu dengan menjual berbagai macam hasil produksi kami yang bertemakan autisme, peduli autis, segala sesuatu berhubungan dengan kampanye peduli autis, dan keuntungan dari penjualan ini akan digunakan untuk subsidi terapi anak-anak kurang mampu di LPABK_MUC. Mohon dukungan dan doa dari pembaca yaa...Ayo anda berminat membeli produk kami??? Silakan hubungi kami segera....

 Dari media ini juga saya tahu diluar negeri sana mereka para keluarga penyandang autis maupun para praktisi dan simpatisan melakukan cara yang sama untuk mendapatkan dana dari masyarakat yaitu dengan menjual produk. Kebetulan sekali kami adalah pengrajin yang memproduksi kerajinan logam seperti pin, lencana, gantungan kunci, cincin, kalung, jadi kenapa tidak? Tinggal kita jalankan.
 Anak-anak penyandang autis dan keluarganya sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah agar mereka bisa diberdayakan, karena anak-anak autis atau anak berkebutuhan khusus lainnya memiliki potensi besar yang bisa diandalkan bila kita semua mau peduli melihat dan memahami mereka, membantu mereka menemukan bakatnya. Jangan biarkan mereka terpuruk hanya menjadi beban bagi masyarakat dan negara di kemudian hari. Kami peduli! Siapa lagi yang mau? Mari bahu membahu!!!

LPABK_MUC pada awalnya bermodal tekad berharap akan tumbuh sebagai organisasi profesional butuh dukungan, masukan dan bantuan baik moril maupun materil dari para senior dan lembaga-lembaga yang
berkaitan. Kami menunggu uluran tangan dan jabat erat, kami berharap bisa menjadi bagian bagi barisan kemanusiaan yang berjuang dengan cinta dan kepedulian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar